Minggu, 27 Mei 2012

MEDIA PEMBALAJARAN TAPE RECORDER ( CASSETTE )


Tugas
M.K. Multimedia Pembelajaran

MEDIA PEMBALAJARAN
TAPE RECORDER ( CASSETTE )










OLEH :

Hasan Basri Baso                  0925134055


JURUSAN PENDIDIKAN ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
(2012)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini telah banyak muncul media pembelajaran yang semakin canggih seiring berjalannya waktu. Hal tersebut memudahkan para guru dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga murid akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam menerima materi yang ada.
Setiap murid mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam   menerima/m -  erespon materi pelajaran yang disampaikan guru. Di antara mereka ada yang dapat memaksimalkan penerimaan materi pelajaran yang disampaikan guru secara auditif (mendengarkan). Adapula yang dapat menangkap materi pelajaran secara maksimal jika materi disampaikan secara visual (melihat). Namun yang paling banyak terjadi adalah campuran antara audio dan visual (melihat dan mendengar). Dikarenakan berbagai perbedaan individu yang ada, seorang guru harus pintar dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran beserta media yang digunakan, sehingga semua siswa bisa terlayani dengan baik.
audio cassette atau tape recorder adalah media audio dengan alat perekam. Tape recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak, sehingga menguntungkan bagi siswa yang cenderung belajar secara auditif. Sedangkan siswa yang memiliki cara belajar secara visual atau audio-visual bisa menggunakan media pembelajaran lain yang sesuai.
B.  Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal berikut:
1.      untuk mengetahui hakekat media pembelajaran audio tape recorder
2.      untuk mengetahui sejarah audio tape recorder
3.      untuk mengetahui jenis-jenis audio tape recorder
4.      untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan audio tape recorder dalam pembelajaran
5.      untuk mengetahui fungsi audio tape recorder
6.      untuk mengetahui manfaat media pembelajaran radio dan audio tape recorder dalam kegiatan belajar mengajar


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Hakikat Media Pembelajaran Audio Tape Recorder (Tape Casette)
Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang.
 Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah  media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut adalah radio dan Tape Recorder (Tape Casette).
media audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder. Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan pengajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran. perasaan, perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar. Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
Fungsi Tape Recorder ( Cassette ) dalam Media Pembelajaran
 (1) Meningkatkan komunikasi audio,
 (2) Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif,
 (3) Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan,
 (4) Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya,
 (5) Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa,
 (6) Mengatasi batas waktu dan ruang.

B. Sejarah Audio Tape Recorder ( Tape Casette )
Kaset pertama kali diperkenalkan oleh Phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat, dengan nama Compact Cassette.Kemudian kaset semakin populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan menggeser piringan hitam.Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover, Jerman.Pada awalnya, kualitas suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk musik.Bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang baik.
Pada tahun 1971, The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya, Model 201, yang menggabungkan Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium dioksida.Oleh karena itulah kaset mulai dapat digunakan dalam industri musik secara serius, dan dimulailah era kaset berketepatan tinggi.Selama tahun 1980-an, popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya rekorder poket portabel pemutarnya seperti Sony’s Walkman.Seperti radio yang menyediakan musik pada 1960-an, pemutar CD portable pada 1990-an, dan MP3 player pada 2000-an,kaset memegang peran besar dalam dunia musik pada 1980-an dan 1990-an,bahkan di era sekarang (setelah 2000-an), kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik.
Lepas dari segi tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada perubahan sosial.Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi berperan di balik berkembangnya musik punk dan rock.Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi generasi muda di kebudayaan barat.Untuk alasan yang sama pula kaset berkembang pesat di negara-negara berkembang.Pada tahun 1970-an, kaset dianggap membawa pengaruh buruk sekularisme di kalangan masyarakat religius India.Teknologi kaset menciptakan pasar yang membludak bagi musik pop di India, menimbulkan kritik dari kaum konservatif dan di waktu yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan pembajakan kaset.

C. Cara Produksi Tape Casette di Indonesia
Sebelum 1970-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk mengekspresikan musik.Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta merupakan dua perusahaan rekaman pertama di Indonesia.Lokananta, yang merupakan milik pemerintah, berdiri pada tahun 1957. Bertugas untuk memproduksi dan menduplikasi piringan hitam. Namun di tahun 1970-an akhirnya produksi pun bergeser dari piringan hitam ke kaset.
Remaco, yang pada masa itu merupakan salah satu perusahaan rekaman besar di Indonesia, mengalami kerugian pada masa awal munculnya kaset di tahun 1970-an. Lagu-lagu dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun pada akhirnya Remaco pun memproduksi kaset karena kaset merupakan teknologi yang lebih murah dan praktis dibandingkan dengan piringan hitam yang mahal dan rumit.
Meskipun awalnya perusahaan-perusahaan rekaman tersebut mengeluh atas munculnya kaset yang membajak piringan hitam, akhirnya mereka pun sekaligus perusahaan yang baru muncul berpaling dan menikmati suatu teknologi baru bernama 'kaset' tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi baru di 'era kaset' bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi 'era piringan hitam'.
Sebut saja Koes Plus, Broery Marantika, dan Emilia Contessa. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang musik, di pertengahan 1990-an, kaset mengalami masa-masa akhir kejayaannya. Masuknya compact disc (CD) ke Indonesia menyediakan alternatif baru dan canggih bagi para penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih dan pemilihan pemutaran lagu yang lebih mudah dan cepat menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset. Meskipun begitu kaset tetap diminati karena harganya yang lebih murah dibandingkan CD. Di tahun 2000-an, kaset pun makin tergencet oleh perkembangan CD. Perusahaan-perusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD sebagai sarana rekaman musik.
Pada perkembangan di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik. Kaset juga biasanya digunakan untuk dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan

D. Prinsip atau Cara Kerja Tape Cassette
Perekaman magnetik lahir ke dunia perekaman pada tahun 1898, ketika rekaman telegraphone kawat-mesin diciptakan oleh penemu Denmark Valdemar Poulsen. Sayangnya, mesin ini adalah miskin dalam kualitas karena tidak mengandung penguat yang tepat dan kawat, magnet rekaman jadi tertunda selama beberapa dekade melibatkan Present-hari. rekaman menggunakan pita daripada kawat.
Sebuah tape recorder terdiri dari beberapa motor yang mentransfer rekaman itu dari satu gulungan yang lain. Lain. Motor menyelenggarakan fungsi cepat-maju dan mundur, dan memberikan torsi untuk mengambil-up reel selama pemutaran mesin Kebanyakan memiliki tiga kepala, satu untuk pemutaran , satu untuk penghapusan, dan satu untuk merekam.
Rekaman itu sendiri biasanya terbuat dari bahan plastik - selulosa asetat atau poliester - dan umumnya 1 / 4 "lebar untuk digunakan di rumah. Hal ini dilapisi di satu sisi dengan begitu banyak partikel oksida besi yang satu inci dari tape berisi hampir satu triliun partikel berbeda! gulungan berukuran Beberapa tersedia, serta peluru dan kaset, yang memerlukan mesin-mesin khusus untuk mengoperasikannya.

Perekaman magnetik lebih unggul untuk merekam disk karena itu dengan mudah dapat diedit. Tape dapat dipotong dan disambung dengan mudah.. Selain itu, rekaman dapat digunakan kembali tanpa batas dengan menghapus dan kembali rekaman Sayangnya, rekaman tape tidak bisa diproduksi secara massal murah seperti catatan dapat Disc. mudah dapat ditekan dengan cara mekanis, tetapi banyak kaki rekaman yang terdiri dari sebuah kumparan harus dicatat secara manual.
Compact Cassette Recorder atau kadang disebut sebagai tape recorder adalah alat yang digunakan untuk merekam dan memainkan ulang audio yang tertanam pada pita magnetik. Meskipun saat ini Tape Recorder sudah mulai menghilang dari pasaran namun, tape recorder masih digunakan dalam hal-hal tertentu yang bersifat Resmi.
Berikut akan kami bahas tentang Blok Diagram Compact Cassette Recorder secara sederhana dengan disertai prinsip kerjanya.
A.    Blok Diagram Tape Recorder
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge5Xnu5B1kiffQB8kTpz5bTj5QP_Z6Nd2CwCHCQnZg6bPWJJd88E9YYrmjYHi9_JMV1bYajVk0JOcuhxtZrOfIxs889K1WygmKZYSyjy60KYvC3-kLkcvMd54aY7a0nAU-kqI6s_wEVMfD/s400/Blok+Diagram+Cassette+Recorder.jpg










B. Prinsip Kerja Tape Recorder
·         Sinyal dari Microfon diperkuat oleh penguat perekam. Blok oscilator bias frekuensi tinggi menghasilkan tegangan frekuensi tinggi untuk pragmentasi pita supaya proses merekam terhindar dari cacat.
·         Dari celah udara kepala rekam keluar medan magnetis dengan seirama dengan sinyal dari mikrofon
·         Pada pita rekam terjadilah bidang-bidang rekam (zone) magnetis karena adanya induksi dari kepala rekam. Selama merekam, pita bergerak beraturan melalui muka celah udara kepala rekam.
·         Sebelum terjadi proses pada point 2 dan 3, Pita rekam telah dilewatkan dari head hapus dimana menghasilkan frekuensi tinggi yaitu sekitar lebih dari 1 KHz. Dengan melewati pita rekam ini, seluruh fluks magnetis yang tertanam pada pita rekam telah dihapus.
·         Pita yang telah mengandung rekaman magnetis apabila bergerak beraturan dengan kecepatan yang sama pada waktu merekam, maka oleh zone-zone magnetis diimbaskan tegangan imbas pada kepala reproduksi. Sinyal ini diperkuat oleh penguat Reproduksi dan oleh Loudspeaker diubah menjadi getaran mekanik. Inilah yang disebut keadaan “Main Ulang”.
·         Blok Oscilator Hapus berfungsi sebagai Oscilator pembangkit frekuensi tinggi guna menghapus pita dari rekaman yang terdahulu.


E. Manfaat dari Tape Casette
Perekam kaset audio ini adalah yang paling popular dalam masyarakat. Untuk berbagai keperluan maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari yang paling rendah, normal dan metal. Namun umumnya program audio (untuk pendidikan), dibuat di atas pita kaset normal.
Kelebihan dari cassette tape recorder yakni:
1) memiliki fungsi ganda yang efektif;
2) cepat dan praktis;
3) dapat diputar berulang tanpa mempengaruhi suara;
4) digunakan sewaktu-waktu;
5) mudah diperbanyak/direproduksi; dan
6) mudah menggunakan.
Sedangkan keterbatasannya sebagai berikut:
1) rekaman hanya memberikan konsumsi suara saja;
2) komunikasi hanya satu arah saja;
3) pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas; dan
4) tidak memiliki jangkauan yang luas.

F. Tempat Pemanfaatan Tape Cassette
1.      Industri Musik
2.      Dalam Pembelajaran Sebagai Media untuk menyampaikan pembelajaran melalui Audio (suara).
3.      Pada Dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan.
4.      Di Rumah Sebagai Alat pembantu Kebosanan.


G. Jenis Jenis Tape Recorder (Cassette)
Pada umumnya Panjang pita kaset 2400 feet, lebarnya 0.5 inch dan tebalnya 2 mm. Data disimpan dalam bintik kecil yang bermagnit dan tidak tampak pada bahan plastik yang dilapisi ferroksida. Flexible plastiknya disebut mylar. Mekanisme aksesnya adalah tape drive.
Jumlah data yang ditampung tergantung pada model tape yang digunakan. Untuk tape yang panjangnya 2400 feet, dapat menampung kira-kira 22.500.000 karakter. Penyimpanan data pada tape adalah dengan cara sequential.
Cassette Tape (Pita Kaset) dibagi menjadi 3 bagian  :
1.      Audio Cassette
2.      Audio Video Cassette
3.      Binary Cassette

1.      AUDIO CASSETTE ( Kaset Audio ) 
Berfungsi untuk Menyimpan lagu/musik dengan format Binary Digit menggunakan sistem Frequency Shift Keying. Alat Pemutar dan Perekam lagu/data informasi berupa Tape Recorder.
  Macam-macam Kaset Audio :
1.      Cassette Tape. Selain digunakan dari Komputer, Casstte tape juga dapat diputar dan direkam melalui tape recorder. Memiliki ukuran panjang 4 inch dengan lebar 2.5 inch.
2.      RCA Victor pita cartridge adalah format pita magnetik yang dirancang untuk menawarkan stereo seperempat inci -to-reel tape reel dalam format yang lebih nyaman untuk kebutuhan rumahan. Itu diperkenalkan pada tahun 1958, setelah empat tahun pembangunan, pada saat yang sama dengan stereoponis piringan hitam .
3.      Elcaset adalah singkat audio format yang dibuat oleh Sony pada tahun 1976, membangun ide diperkenalkan 20 tahun sebelumnya di cartridge tape RCA . Kaset itu sendiri tampak sangat mirip dengan kaset standar, hanya lebih besar-sekitar dua kali ukuran.
4.      Kaset tunggal (CS, juga dikenal dengan merek dagang "Cassingle" atau dikapitalisasi sebagai merek dagang "Kaset Single") adalah sebuah musik tunggal dalam bentuk Kaset Compact .

2.       AUDIO VIDEO CASSETTE ( Kaset Audio Video ) 
Berfungsi untuk Menyimpan video/gambar bergerak dengan format DCC (Digital Compact Cassette) yang dikembangkan dari format Audio Binary Digit. Alat Pemutar dan Perekam Video/gambar bergerak berupa Video Cassette Recorder.
Macam-macam Kaset Video :
1.      Kaset mini, juga dikenal sebagai MiniDV atau ukuran kaset S, telah dirancang untuk digunakan amatir, tetapi telah menjadi diterima di produksi profesional juga. MiniDV kaset digunakan untuk merekam awal DV, DVCAM serta HDV
2.      ukuran kaset M digunakan dalam peralatan Panasonic profesional dan sering disebut kaset DVCPRO. perekam video kaset Panasonic yang menerima media dapat memainkan kembali dari dan merekam ke kaset menengah di berbagai rasa format DVCPRO, mereka juga akan memainkan kaset kecil berisi DV atau perekaman DVCAM, melalui adaptor.
3.      Ukuran kaset-L diterima oleh sebagian besar DV tape recorder standalone dan digunakan dalam banyak bahu-mount camcorder. cassette ukuran L bisa digunakan pada kedua Sony dan peralatan Panasonic, bagaimanapun, mereka sering disebut kaset DVCAM. Sony deck lama tidak akan bisa memutar kaset besar dengan rekaman DVCPRO, tetapi model baru bisa.
      3.  BINARY CASSETTE ( Kaset Komputer )
 Berfungsi untuk menyimpan data komputer dengan sistem binary digit. Alat Pemutar dan Penyimpan data berupa perangkat komputer.
  Macam - Macam Kaset Komputer
1.      Catridge Tape atau disebut streaming tape. Dirancang untuk menyimpan hasil backup suatu file di disk. Banyak digunakan untuk komputer mini. Alat untuk membaca dan merekam data di cartridge tape adalah cartridge tape unit, yang biasanya terdapat hard disk dan disk drive di dalamnya
2.      Cassette Tape. Banyak digunakan di komputer mikro, untuk merekam lagu. Teknik untuk mewakili bilangan binari di cassette tape adalah FSK (Frequency Shift Keying).
3.      Mini-Kaset, sering minicassette tertulis, adalah sebuah format kaset diperkenalkan oleh Philips pada tahun 1962. Hal ini digunakan terutama di dikte mesin dan juga digunakan sebagai penyimpanan data untuk P2000 Philips komputer rumah.
4.      Sebuah versi lebih kecil dari Mini-Kaset itu kemudian diperkenalkan yang dapat digunakan dalam pemutar standar menggunakan adaptor, namun ini tidak menjadi meluas.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Media audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah (2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya
2.      Pada tahun 1874 lahirlah Guilmo Marconi yang mendapat pendidikan privat dari seorang guru. Kemudian Marconi melakukan percobaan-percobaan yang akhirnya menyimpulkan bahwa gelombang bisa dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh tanpa kawat, sehingga pada tahun 1900 Marconi mematenkan penemuannya tersebut. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland. Sedangkan awal terciptanya alat perekam atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877. Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder) yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back, diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan menghasilkan suara pada corong phonograph. Tape Recorder mulai dikembangkan di Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi tertentu.
3.      Audio Tape Recorder mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. kelebihan Audio Tape Recorder salah satunya adalah memiliki fungsi ganda, karena dapat menyajikan hasil rekaman, dapat merekam, dan dapat menghapus rekaman. Dan salah satu kekurangannya adalah daya jangkaunya terbatas.
4.      Pada umumnya fungsi Tape Recorder adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan komunikasi audio, (2) Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif, (3) Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan, (4)Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya, (5) Sangat tepat untuk materi musik dan bahasa, (6) Mengatasi batas waktu dan ruang.
B. Saran
  1. Bagi Guru
Dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran radio guru diharapkan memiliki andil sebagai berikut:
a.       Guru hendaknya memberikan stimulus berupa review materi untuk menyamakan konsep dan pemahaman siswa tentang materi tersebut
b.      Guru memberikan reinforcement ( penguatan ) guna melatih seberapa jauh pemahaman siswa sebelum diadakan tindaklanjut berupa tes / kecakapan pengolahan kata dengan bahasa dengan bahasa dan pemahamannya sendiri.
c.       Guru menguji kembali pemahaman siswa dengan bahan pangayaan yang jauh lebih sulit
   2. Bagi Orang Tua
Orang tua sebagai pengawas sekaligus pendamping anak dalam belajar di rumah hendaknya mengetahui kemampuan anaknya, oleh karena itu apabila anak tersebut sangat sulit dalam menerima pembelajaran secara auditif hendaknya orang tua selalu melatih adanya kekurangan kepekaan tersebut sejak dini.
3. Bagi Anak
Seorang anak pasti lebih tau dimana dan sejauh mana kekurangannya dalam segala hal. Oleh karena itu, jika ia menyadari dirinya kurang bisa menerima materi secara auditif hendaknya dia mencoba mengoptimalkan kemampuannya dalm kepekaan yang lain. Sekaligus memperbaiki kemampuan auditifnya yang kurang
4. Bagi Lembaga
Hendaknya instansi / lembaga pendidikan juga lebih tahu dan lebih sering memantau perkembangan mutu peserta didinya sehingga apabila dirasa peserta didiknya secara dominan kurang tanggap dalam pembelajaran yang bersifat auditif sehingga lebaga yang ditunjuk dapat meningkatkan perbaikan dengan memperbaiki sarana dan prasarananya juga mengoptimalkan prestasi dengan cara pembelajaran yang lain


Referensi
Jo, Ycolow. 1998. Mendengarkan Siaran Radio pada Gelombang Pendek. Cinere (diakses 4 April 2009, 17.00 WIB, yc0low@qsl.net)
Mambo. 2009. Mendengarkan Radio Yuk. (diakses 4 April 2009, 17.10 WIB, http://yb1zdx.arc.itb.ac.id/data/orari-diklat/pemula/teknik-operasi/advanced/mendengarkan-siaran-radio-pada-sw.pdf)
Mawardi, Dodi. (http://dodimawardi.wordpress.com).
Miarso, Yusufhadi. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta:CV Rajawali.
Http://www.Google.co.id

2 komentar: