Tugas
M.K. Multimedia Pembelajaran
MEDIA
PEMBALAJARAN
TAPE
RECORDER ( CASSETTE )
OLEH
:
Hasan Basri Baso 0925134055
JURUSAN
PENDIDIKAN ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
(2012)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
(2012)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat
ini telah banyak muncul media pembelajaran yang semakin canggih seiring
berjalannya waktu. Hal tersebut memudahkan para guru dalam proses belajar
mengajar di kelas, sehingga murid akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam
menerima materi yang ada.
Setiap
murid mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dalam menerima/m -
erespon materi pelajaran yang disampaikan guru. Di antara mereka ada
yang dapat memaksimalkan penerimaan materi pelajaran yang disampaikan guru
secara auditif (mendengarkan). Adapula yang dapat menangkap materi pelajaran
secara maksimal jika materi disampaikan secara visual (melihat). Namun yang
paling banyak terjadi adalah campuran antara audio dan visual (melihat dan
mendengar). Dikarenakan berbagai perbedaan individu yang ada, seorang guru
harus pintar dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran beserta media yang
digunakan, sehingga semua siswa bisa terlayani dengan baik.
audio
cassette atau tape recorder adalah media audio dengan alat perekam. Tape
recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak, sehingga menguntungkan
bagi siswa yang cenderung belajar secara auditif. Sedangkan siswa yang memiliki
cara belajar secara visual atau audio-visual bisa menggunakan media
pembelajaran lain yang sesuai.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah hal-hal
berikut:
1.
untuk
mengetahui hakekat media pembelajaran audio tape recorder
2.
untuk
mengetahui sejarah audio tape recorder
3.
untuk
mengetahui jenis-jenis audio tape recorder
4.
untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan audio tape recorder dalam pembelajaran
5.
untuk
mengetahui fungsi audio tape recorder
6.
untuk
mengetahui manfaat media pembelajaran radio dan audio tape recorder dalam
kegiatan belajar mengajar
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Media Pembelajaran Audio Tape
Recorder (Tape Casette)
Media
audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan
disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang.
Menurut Djamarah (2002:140) "Media
Auditif adalah media yang mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan
hitam". Seperangkat media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua
bagian yang berbeda dalam fungsi maupun pengoperasiannya. Kedua bagian tersebut
adalah radio dan Tape Recorder (Tape Casette).
media
audio dengan alat perekam sering disebut Audio cassette atau Tape Recorder.
Pengertian audio Tape Recorder menurut Sudjana (1994: 129) adalah sebuah bahan
pengajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan
suara), yang dapat merangsang pikiran. perasaan, perhatian dan kemauan siswa,
sehingga terjadi proses belajar mengajar. Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa
Tape Recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware
dan software. Hardware berupa Tape Recorder, sementara itu software-nya adalah
kaset yang berisi pesan. Tape Recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran
menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain
seperti berbicara, menulis, sastra, dan kebahasaan tidak bisa menggunakan media
ini.
Fungsi
Tape Recorder ( Cassette ) dalam Media Pembelajaran
(1) Meningkatkan komunikasi audio,
(2) Membuat suasana belajar lebih mantab dan
komunikatif,
(3) Mengembangkan
apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan,
(4) Dapat merangsang partisipasi aktif
pendengarnya,
(5) Sangat tepat untuk materi musik dan
bahasa,
(6) Mengatasi batas waktu dan ruang.
B.
Sejarah Audio Tape Recorder ( Tape Casette )
Kaset
pertama kali diperkenalkan oleh Phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun
1964 di Amerika Serikat, dengan nama Compact Cassette.Kemudian kaset semakin
populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan menggeser
piringan hitam.Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover,
Jerman.Pada awalnya, kualitas suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk
musik.Bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang baik.
Pada
tahun 1971, The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya, Model 201,
yang menggabungkan Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium
dioksida.Oleh karena itulah kaset mulai dapat digunakan dalam industri musik
secara serius, dan dimulailah era kaset berketepatan tinggi.Selama tahun
1980-an, popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya rekorder poket
portabel pemutarnya seperti Sony’s Walkman.Seperti radio yang menyediakan musik
pada 1960-an, pemutar CD portable pada 1990-an, dan MP3 player pada 2000-an,kaset
memegang peran besar dalam dunia musik pada 1980-an dan 1990-an,bahkan di era
sekarang (setelah 2000-an), kaset masih menjadi salah satu alternatif media
musik.
Lepas
dari segi tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada perubahan
sosial.Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi berperan di balik
berkembangnya musik punk dan rock.Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi
generasi muda di kebudayaan barat.Untuk alasan yang sama pula kaset berkembang
pesat di negara-negara berkembang.Pada tahun 1970-an, kaset dianggap membawa
pengaruh buruk sekularisme di kalangan masyarakat religius India.Teknologi
kaset menciptakan pasar yang membludak bagi musik pop di India, menimbulkan
kritik dari kaum konservatif dan di waktu yang sama menciptakan pasar besar yang
melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan pembajakan kaset.
C.
Cara Produksi Tape Casette di Indonesia
Sebelum
1970-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk
mengekspresikan musik.Lokananta di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta
merupakan dua perusahaan rekaman pertama di Indonesia.Lokananta, yang merupakan
milik pemerintah, berdiri pada tahun 1957. Bertugas untuk memproduksi dan
menduplikasi piringan hitam. Namun di tahun 1970-an akhirnya produksi pun
bergeser dari piringan hitam ke kaset.
Remaco,
yang pada masa itu merupakan salah satu perusahaan rekaman besar di Indonesia,
mengalami kerugian pada masa awal munculnya kaset di tahun 1970-an. Lagu-lagu
dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun pada akhirnya Remaco
pun memproduksi kaset karena kaset merupakan teknologi yang lebih murah dan
praktis dibandingkan dengan piringan hitam yang mahal dan rumit.
Meskipun
awalnya perusahaan-perusahaan rekaman tersebut mengeluh atas munculnya kaset
yang membajak piringan hitam, akhirnya mereka pun sekaligus perusahaan yang
baru muncul berpaling dan menikmati suatu teknologi baru bernama 'kaset'
tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi baru di 'era kaset'
bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi 'era piringan hitam'.
Sebut
saja Koes Plus, Broery Marantika, dan Emilia Contessa. Namun, seiring
berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang musik, di
pertengahan 1990-an, kaset mengalami masa-masa akhir kejayaannya. Masuknya
compact disc (CD) ke Indonesia menyediakan alternatif baru dan canggih bagi
para penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih dan pemilihan
pemutaran lagu yang lebih mudah dan cepat menjadi beberapa kelebihan CD
dibandingkan kaset. Meskipun begitu kaset tetap diminati karena harganya yang
lebih murah dibandingkan CD. Di tahun 2000-an, kaset pun makin tergencet oleh
perkembangan CD. Perusahaan-perusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD
sebagai sarana rekaman musik.
Pada
perkembangan di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik.
Kaset juga biasanya digunakan untuk dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh
seorang rohaniawan
D.
Prinsip atau Cara Kerja Tape Cassette
Perekaman
magnetik lahir ke dunia perekaman pada tahun 1898, ketika rekaman telegraphone
kawat-mesin diciptakan oleh penemu Denmark Valdemar Poulsen. Sayangnya, mesin
ini adalah miskin dalam kualitas karena tidak mengandung penguat yang tepat dan
kawat, magnet rekaman jadi tertunda selama beberapa dekade melibatkan
Present-hari. rekaman menggunakan pita daripada kawat.
Sebuah
tape recorder terdiri dari beberapa motor yang mentransfer rekaman itu dari
satu gulungan yang lain. Lain. Motor menyelenggarakan fungsi cepat-maju dan
mundur, dan memberikan torsi untuk mengambil-up reel selama pemutaran mesin
Kebanyakan memiliki tiga kepala, satu untuk pemutaran , satu untuk penghapusan,
dan satu untuk merekam.
Rekaman
itu sendiri biasanya terbuat dari bahan plastik - selulosa asetat atau
poliester - dan umumnya 1 / 4 "lebar untuk digunakan di rumah. Hal ini
dilapisi di satu sisi dengan begitu banyak partikel oksida besi yang satu inci
dari tape berisi hampir satu triliun partikel berbeda! gulungan berukuran
Beberapa tersedia, serta peluru dan kaset, yang memerlukan mesin-mesin khusus
untuk mengoperasikannya.
Perekaman
magnetik lebih unggul untuk merekam disk karena itu dengan mudah dapat diedit.
Tape dapat dipotong dan disambung dengan mudah.. Selain itu, rekaman dapat
digunakan kembali tanpa batas dengan menghapus dan kembali rekaman Sayangnya,
rekaman tape tidak bisa diproduksi secara massal murah seperti catatan dapat
Disc. mudah dapat ditekan dengan cara mekanis, tetapi banyak kaki rekaman yang
terdiri dari sebuah kumparan harus dicatat secara manual.
Compact
Cassette Recorder atau kadang disebut sebagai tape recorder adalah alat yang
digunakan untuk merekam dan memainkan ulang audio yang tertanam pada pita
magnetik. Meskipun saat ini Tape Recorder sudah mulai menghilang dari pasaran
namun, tape recorder masih digunakan dalam hal-hal tertentu yang bersifat
Resmi.
Berikut akan kami bahas tentang Blok Diagram
Compact Cassette Recorder secara sederhana dengan disertai prinsip kerjanya.
A. Blok Diagram
Tape Recorder
B. Prinsip Kerja Tape
Recorder
·
Sinyal dari Microfon diperkuat oleh
penguat perekam. Blok oscilator bias frekuensi tinggi menghasilkan tegangan
frekuensi tinggi untuk pragmentasi pita supaya proses merekam terhindar dari cacat.
·
Dari celah udara kepala rekam keluar
medan magnetis dengan seirama dengan sinyal dari mikrofon
·
Pada pita rekam terjadilah bidang-bidang
rekam (zone) magnetis karena adanya induksi dari kepala rekam. Selama merekam,
pita bergerak beraturan melalui muka celah udara kepala rekam.
·
Sebelum terjadi proses pada point 2 dan
3, Pita rekam telah dilewatkan dari head hapus dimana menghasilkan frekuensi
tinggi yaitu sekitar lebih dari 1 KHz. Dengan melewati pita rekam ini, seluruh
fluks magnetis yang tertanam pada pita rekam telah dihapus.
·
Pita yang telah mengandung rekaman
magnetis apabila bergerak beraturan dengan kecepatan yang sama pada waktu
merekam, maka oleh zone-zone magnetis diimbaskan tegangan imbas pada kepala
reproduksi. Sinyal ini diperkuat oleh penguat Reproduksi dan oleh Loudspeaker
diubah menjadi getaran mekanik. Inilah yang disebut keadaan “Main Ulang”.
·
Blok Oscilator Hapus berfungsi sebagai
Oscilator pembangkit frekuensi tinggi guna menghapus pita dari rekaman yang
terdahulu.
E. Manfaat dari Tape Casette
Perekam kaset audio ini adalah yang
paling popular dalam masyarakat. Untuk berbagai keperluan maka dibuat pita
kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari yang paling rendah, normal dan metal.
Namun umumnya program audio (untuk pendidikan), dibuat di atas pita kaset
normal.
Kelebihan dari cassette
tape recorder yakni:
1)
memiliki fungsi ganda yang efektif;
2)
cepat dan praktis;
3)
dapat diputar berulang tanpa mempengaruhi suara;
4)
digunakan sewaktu-waktu;
5)
mudah diperbanyak/direproduksi; dan
6)
mudah menggunakan.
Sedangkan
keterbatasannya sebagai berikut:
1)
rekaman hanya memberikan konsumsi suara saja;
2)
komunikasi hanya satu arah saja;
3)
pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas; dan
4)
tidak memiliki jangkauan yang luas.
F. Tempat Pemanfaatan Tape Cassette
1.
Industri
Musik
2.
Dalam
Pembelajaran Sebagai Media untuk menyampaikan pembelajaran melalui Audio
(suara).
3.
Pada
Dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan.
4.
Di
Rumah Sebagai Alat pembantu Kebosanan.
G.
Jenis Jenis Tape Recorder (Cassette)
Pada
umumnya Panjang pita kaset 2400 feet, lebarnya 0.5 inch dan tebalnya 2 mm. Data
disimpan dalam bintik kecil yang bermagnit dan tidak tampak pada bahan plastik
yang dilapisi ferroksida. Flexible plastiknya disebut mylar. Mekanisme aksesnya
adalah tape drive.
Jumlah
data yang ditampung tergantung pada model tape yang digunakan. Untuk tape yang
panjangnya 2400 feet, dapat menampung kira-kira 22.500.000 karakter.
Penyimpanan data pada tape adalah dengan cara sequential.
Cassette Tape (Pita Kaset) dibagi menjadi 3
bagian :
1.
Audio
Cassette
2.
Audio
Video Cassette
3.
Binary
Cassette
1.
AUDIO CASSETTE ( Kaset Audio )
Berfungsi
untuk Menyimpan lagu/musik dengan format Binary Digit menggunakan sistem
Frequency Shift Keying. Alat Pemutar dan Perekam lagu/data informasi berupa
Tape Recorder.
Macam-macam Kaset Audio :
1.
Cassette
Tape. Selain digunakan dari Komputer, Casstte tape juga dapat diputar dan
direkam melalui tape recorder. Memiliki ukuran panjang 4 inch dengan lebar 2.5
inch.
2.
RCA
Victor pita cartridge adalah format pita magnetik yang dirancang untuk
menawarkan stereo seperempat inci -to-reel tape reel dalam format yang lebih
nyaman untuk kebutuhan rumahan. Itu diperkenalkan pada tahun 1958, setelah
empat tahun pembangunan, pada saat yang sama dengan stereoponis piringan hitam
.
3.
Elcaset
adalah singkat audio format yang dibuat oleh Sony pada tahun 1976, membangun
ide diperkenalkan 20 tahun sebelumnya di cartridge tape RCA . Kaset itu sendiri
tampak sangat mirip dengan kaset standar, hanya lebih besar-sekitar dua kali
ukuran.
4.
Kaset
tunggal (CS, juga dikenal dengan merek dagang "Cassingle" atau
dikapitalisasi sebagai merek dagang "Kaset Single") adalah sebuah
musik tunggal dalam bentuk Kaset Compact .
2.
AUDIO
VIDEO CASSETTE ( Kaset Audio Video )
Berfungsi
untuk Menyimpan video/gambar bergerak dengan format DCC (Digital Compact
Cassette) yang dikembangkan dari format Audio Binary Digit. Alat Pemutar dan
Perekam Video/gambar bergerak berupa Video Cassette Recorder.
Macam-macam
Kaset Video :
1.
Kaset
mini, juga dikenal sebagai MiniDV atau ukuran kaset S, telah dirancang untuk
digunakan amatir, tetapi telah menjadi diterima di produksi profesional juga.
MiniDV kaset digunakan untuk merekam awal DV, DVCAM serta HDV
2.
ukuran
kaset M digunakan dalam peralatan Panasonic profesional dan sering disebut
kaset DVCPRO. perekam video kaset Panasonic yang menerima media dapat memainkan
kembali dari dan merekam ke kaset menengah di berbagai rasa format DVCPRO,
mereka juga akan memainkan kaset kecil berisi DV atau perekaman DVCAM, melalui
adaptor.
3.
Ukuran
kaset-L diterima oleh sebagian besar DV tape recorder standalone dan digunakan
dalam banyak bahu-mount camcorder. cassette ukuran L bisa digunakan pada kedua
Sony dan peralatan Panasonic, bagaimanapun, mereka sering disebut kaset DVCAM.
Sony deck lama tidak akan bisa memutar kaset besar dengan rekaman DVCPRO,
tetapi model baru bisa.
3. BINARY CASSETTE ( Kaset Komputer )
Berfungsi untuk menyimpan data komputer dengan
sistem binary digit. Alat Pemutar dan Penyimpan data berupa perangkat komputer.
Macam - Macam Kaset
Komputer
1.
Catridge
Tape atau disebut streaming tape. Dirancang untuk menyimpan hasil backup suatu
file di disk. Banyak digunakan untuk komputer mini. Alat untuk membaca dan
merekam data di cartridge tape adalah cartridge tape unit, yang biasanya
terdapat hard disk dan disk drive di dalamnya
2.
Cassette
Tape. Banyak digunakan di komputer mikro, untuk merekam lagu. Teknik untuk
mewakili bilangan binari di cassette tape adalah FSK (Frequency Shift Keying).
3.
Mini-Kaset,
sering minicassette tertulis, adalah sebuah format kaset diperkenalkan oleh
Philips pada tahun 1962. Hal ini digunakan terutama di dikte mesin dan juga
digunakan sebagai penyimpanan data untuk P2000 Philips komputer rumah.
4.
Sebuah
versi lebih kecil dari Mini-Kaset itu kemudian diperkenalkan yang dapat
digunakan dalam pemutar standar menggunakan adaptor, namun ini tidak menjadi
meluas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Media
audio adalah media yang berkaitan dengan pendengaran, pesan yang akan
disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif Menurut Djamarah
(2002:140) "Media Auditif adalah media yang mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassette Recorder, dan piringan hitam". Seperangkat
media auditif yang biasanya ditemukan terdiri atas dua bagian yang berbeda
dalam fungsi maupun pengoperasiannya
2.
Pada
tahun 1874 lahirlah Guilmo Marconi yang mendapat pendidikan privat dari seorang
guru. Kemudian Marconi melakukan percobaan-percobaan yang akhirnya menyimpulkan
bahwa gelombang bisa dimanfaatkan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak
jauh tanpa kawat, sehingga pada tahun 1900 Marconi mematenkan penemuannya
tersebut. Di tahun 1901 dia berhasil mengirim berita radio melintasi Samudera
Atlantik, dari Inggris ke Newfoundland. Sedangkan awal terciptanya alat perekam
atau yang disebut dengan Audio Cassette atau Tape Recorder adalah berawal dari
ditemukannya sebuah alat phonograph yang oleh Thomas Edison pada tahun 1877.
Alat phonograph merupakan ujung tombak penemuan teknologi audio di mana suara
sudah bisa direkam ke dalam suatu alat. Dengan tabung silinder (wax cylinder)
yang dibungkus oleh material yang halus seperti lilin yang merupakan media
untuk dapat merekam suara ke dalam satu media. Untuk melakukan play back,
diperlukan alat yang seperti jarum pada phonograph yang diguratkan pada
silinder tadi, dan akan menghasilkan getaran yang secara mekanik akan
menghasilkan suara pada corong phonograph. Tape Recorder mulai dikembangkan di
Jerman tahun 1932. Titik awalnya pada saat hari Natal 1932, di mana British
Broadcasting Corporation kali pertama digunakan para profesional untuk situasi
tertentu.
3.
Audio
Tape Recorder mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. kelebihan Audio Tape
Recorder salah satunya adalah memiliki fungsi ganda, karena dapat menyajikan
hasil rekaman, dapat merekam, dan dapat menghapus rekaman. Dan salah satu
kekurangannya adalah daya jangkaunya terbatas.
4.
Pada
umumnya fungsi Tape Recorder adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan
komunikasi audio, (2) Membuat suasana belajar lebih mantab dan komunikatif, (3)
Mengembangkan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang disajikan,
(4)Dapat merangsang partisipasi aktif pendengarnya, (5) Sangat tepat untuk
materi musik dan bahasa, (6) Mengatasi batas waktu dan ruang.
B.
Saran
1.
Bagi Guru
Dalam
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran radio guru diharapkan
memiliki andil sebagai berikut:
a. Guru hendaknya memberikan stimulus berupa
review materi untuk menyamakan konsep dan pemahaman siswa tentang materi
tersebut
b. Guru memberikan reinforcement ( penguatan )
guna melatih seberapa jauh pemahaman siswa sebelum diadakan tindaklanjut berupa
tes / kecakapan pengolahan kata dengan bahasa dengan bahasa dan pemahamannya
sendiri.
c. Guru menguji kembali pemahaman siswa dengan
bahan pangayaan yang jauh lebih sulit
2.
Bagi Orang Tua
Orang tua sebagai
pengawas sekaligus pendamping anak dalam belajar di rumah hendaknya mengetahui
kemampuan anaknya, oleh karena itu apabila anak tersebut sangat sulit dalam
menerima pembelajaran secara auditif hendaknya orang tua selalu melatih adanya
kekurangan kepekaan tersebut sejak dini.
3. Bagi Anak
Seorang anak pasti
lebih tau dimana dan sejauh mana kekurangannya dalam segala hal. Oleh karena
itu, jika ia menyadari dirinya kurang bisa menerima materi secara auditif
hendaknya dia mencoba mengoptimalkan kemampuannya dalm kepekaan yang lain.
Sekaligus memperbaiki kemampuan auditifnya yang kurang
4. Bagi Lembaga
Hendaknya instansi
/ lembaga pendidikan juga lebih tahu dan lebih sering memantau perkembangan
mutu peserta didinya sehingga apabila dirasa peserta didiknya secara dominan
kurang tanggap dalam pembelajaran yang bersifat auditif sehingga lebaga yang
ditunjuk dapat meningkatkan perbaikan dengan memperbaiki sarana dan
prasarananya juga mengoptimalkan prestasi dengan cara pembelajaran yang lain
Referensi
Jo, Ycolow. 1998.
Mendengarkan Siaran Radio pada Gelombang Pendek. Cinere (diakses 4 April 2009,
17.00 WIB, yc0low@qsl.net)
Mambo. 2009. Mendengarkan
Radio Yuk. (diakses 4 April 2009, 17.10 WIB,
http://yb1zdx.arc.itb.ac.id/data/orari-diklat/pemula/teknik-operasi/advanced/mendengarkan-siaran-radio-pada-sw.pdf)
Mawardi, Dodi.
(http://dodimawardi.wordpress.com).
Miarso, Yusufhadi. 1984.
Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta:CV Rajawali.
Http://www.Google.co.id
sip kaka, terimakasih infonya
BalasHapussip kaka, terimakasih infonya
BalasHapus